Staf Pengajar (Tidak Tetap) FISIP – Univ. Sriwijaya, dan Bekerja di Puslit Perkembangan IPTEK – LIPI, Jakarta.
PARIWISATA merupakan salah satu industri skala besar di dunia. WTO pada tahun 2001 menunjukkan data bahwa, pariwisata telah memberikan kontribusi sebesar 11% bagi Gross Domestic Product di dunia dengan memperkerjakan 200 juta orang sejak tahun 1950 hingga 1998. WTO juga mencatat, pada tahun 2000 wisatawan manca negara internasional mencapai jumlah 687 juta orang, dengan tingkat pemasukan dari sektor pariwisata sebesar USD 476 milyar, bahkan sejak tahun 2004 jumlah kunjungan wisatawan dunia terus mengalami peningkatan.
Perkembangan Pariwisata saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang, antar bangsa, dan antar individu yang hidup di dunia ini. Perkembangan teknologi informasi juga sudah tidak diragukan lagi telah mempercepat dinamika globalisasi dunia, termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan, rekreasi dan pariwisata.
Sejalan dengan kekuatan pemerintah untuk melaksanakan program visit indonesia di tahun 2008 ini maka perlu diikuti dengan pengembangan suatu teknologi informasi di masing-masing daerah yang terhubung dengan laman (website) visit indonesia yang telah ada. Hal ini berguna demi kelancaran informasi dan terkelolanya informasi tentang pariwisata dan potensi-potensi yang justru masih belum terangkat.
Usaha memaksimalkan kecanggihan teknologi informasi semacam ini bisa diwujudkan guna menunjang program visit Sumatera Barat. Sumatera Barat (Sumbar) memiliki alam yang indah dan menawan. Kontur alam yang berbukit-bukit dan sebagian berada di dataran tinggi, limpahan alam Sumbar memberikan kesan sejuk bagi setiap wisatawan. Guna menarik wisatawan lebih dan lebih, cerita-cerita seperti ini dapat kiranya diwujudkan dalam satu sajian berbasis teknologi informasi.
E-tourism adalah jawabannya. E-tourism merupakan suatu konsep pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya guna dalam bidang pariwisata, memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada customers dalam bentuk telematika, dan menjadikan penyelenggaraan pemasaran pariwisata lebih mudah diakses.
E-tourism memiliki prinsip yang diselaraskan dengan pemanfaatannya yaitu dalam peningkatan pembangunan pariwisata. Ada tiga unsur yang menjadi prasyarat dari e-tourism yaitu ICT (Information and Communication Technologies), Tourism dan Business, tetapi untuk menuju optimasi visit Sumbar, keterlibatan pemerintah (goverment) menjadi salah satu bagian yang penting dalam program.
Implementasi e-tourism memerlukan kerjasama antara pihak yang profesional di bidang ICT, bisnis, pariwisata dan pemerintah, yang terfokus pada destinasi pariwisata. Sebagai salah satu aplikasi telematika yang termasuk baru di bidang kepariwisataan, e-tourism memerlukan waktu dan proses sosialisasi yang memadai agar para pelaku pariwisata, bisnis, danpemerintah serta masyarakat mampu memahaminya untuk kemudian mendayagunakan potensinya.
Aspek Bisnis dalam e-tourism menitik beratkan pengelolaan penjual jasa (pariwisata) kepada konsumen atau bisnis lainnya. Sehingga pada manajemen pemasarannya tidaklah cukup mengandalkan keindahan alam Sumbar saja, melainkan bagaimana si pengelola secara efisien dan efektif mengemas seluruh potensi wisata tersebut menjadi sebuah paket yang menarik. Paket itu harus bisa diakses informasinya melalui program promosi berkesinambungan. Dalam setiap promosinya, pengelola harus mampu meyakinkan publik sehingga bisa tertarik dan semangat datang. Calon wisatawan itu haruslah mendapat petunjuk, mulai dari rute perjalanan, lokasi-lokasi yang bisa dikunjungi, informasi hotel, tempat belanja, hingga faktor-faktor lain yang dibutuhkan seperti tips berkunjunga. Pengunjung harus diyakinkan bahwa perjalanan ke daerah mereka juga menyenangkan. Tentu saja, agar program ini bisa berjalan sesuai harapan, harus didukung oleh ketersediaan sarana, terutama kemudahan moda akses transportasi, mulai dari jalur darat, laut, hingga udara.
Pada laman e-tourism yang disajikan oleh pemprov Sumbar nantinya, haruslah sistem informasi yang terpasang tidak hanya memungkinkan konsumen mendapatkan informasi seperti hotel, tempat wisata, pertokoan, dan lain-lain tetapi guna memberikan kenyamanan dan kemudahan konsumen untuk mengakses, laman dapat dilengkapi dengan sistem reservasi pesawat terbang, hotel, travel, ataupun penyediaan paket wisata online. Hal ini dapat dimungkinkan melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
Selain itu juga, hendaknya informasi yang disajikan tidak hanya berupa data teks dan gambar dalam bentuk jaringan komputer dengan tujuan akses informasi. Guna efektifitas dan efisiensi serta gambaran yang jelas tentang program keunggulam daerah, laman dapat dilengkapi dengan data suara dan video sehingga terjalin penyampaian informasi yang lebih nyaman dan mudah dipahami.
Sebagai salah satu bentuk penyederhanaan praktek pemerintahan dengan menggunakan ICT untuk pengelolaan, promosi dan pengenalan pariwisata Sumatera Barat pada dunia luar. E-tourism memberikan fungsi online services dan government operations. Setidaknya pemerintah Sumatera barat wajib merumuskan fungsi, orientasi, aksesibilitas, dan penyajian struktur dari e-tourism terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar Sumatera barat memiliki kekhususan potensi pariwisata yang menjadi andalan.
Dari keempat hal tersebut penyajian struktur hendaknya benar-benar diperhatikan karena hal ini merupakan penyajian informasi kepada kepada customer dalam portal yang menjadi tampilan ataupun gambaran tentang kepariwisataan yang ada.
Pada penyajian struktur, diharapkan brand visualization yang ditampilkan harus secara tegas dan langsung menampilkan brand keunggulan, baik dalam bentuk tulisan maupun gambar. Begitu juga dengan jenis data, Dalam laman biasanya hanya terdapat dua jenis data yang digunakan, yaitu data teks, yaitu data-data dalam bentuk kalimat atau angka-angka yang menjelaskan suatu informasi tertentu, dan data gambar, yaitu data-data dalam bentuk foto atau gambar untuk menjelaskan bentuk suatu obyek dari data tekstual. Meskipun demikian, data ini kuranglah lengkap apabila tidak memuat data peta, yaitu data-data mengenai lokasi suatu obyek ruang yang dipasarkan dari data tekstual. Bagian terakhir yang menjadi jembatan penyampaian informasi adalah bahasa, laman setidaknya dilengkapi dengan dua bahasa (Indonesia dan Inggris) tetapi bila memungkinkan dapat ditambahkan penggunaan bahasa asing lainnya. Semoga pemikiran ini menjadi langkah awal menuju optimasi visit Sumatera Barat, dan menggelora pariwisata di tanah Minang tercinta.***
0 komentar:
Posting Komentar