Menggiatkan E-Tourism di Daerah


dipublikasi di BISKOM edisi April 2008

Oleh : Prakoso Bhairawa Putera S,
Staf Pengajar (Tidak Tetap) FISIP – Univ. Sriwijaya, dan Bekerja di Puslit Perkembangan IPTEK – LIPI, Jakarta.

SEKTOR pariwisata merupakan salah satu industri skala besar di dunia, bahkan World Tourism Organization (WTO) dalam Linking Economies, Issues in Brief edisi 6 tahun 2005 mengakui bahwa pariwisata sebagai sektor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WTO tahun 2001, pariwisata telah memberikan kontribusi sebesar 11% bagi Gross Domestic Product di dunia dengan memperkerjakan 200 juta orang sejak tahun 1950 hingga 1998. WTO juga mencatat, pada tahun 2000 wisatawan manca negara internasional mencapai jumlah 687 juta orang, dengan tingkat pemasukan dari sektor pariwisata sebesar USD 476 milyar, bahkan sejak tahun 2004 jumlah kunjungan wisatawan dunia terus mengalami peningkatan.

Perkembangan Pariwisata saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang, antar bangsa, dan antar individu yang hidup di dunia ini. Perkembangan teknologi informasi juga sudah tidak diragukan lagi telah mempercepat dinamika globalisasi dunia, termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan, rekreasi dan pariwisata. WTO (2001) juga mencatat bahwa Internet telah menjadi media utama dalam mencari informasi tentang destinasi pariwisata yang akan dikunjungi oleh calon wisatawan dan diperkirakan 95% wisatawan mendapatkan informasi melalui internet, dan pertumbuhan penggunaan internet terus bertambah hingga 300% pada lima tahun kedepan seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi.

Fakta lain juga mencatat bahwa diperkirakan 80% dari wisatawan yang berkunjung ke destinasi-destinasi di Indonesia berasal dari negara-negara maju yang telah terbiasa menggunakan internet sebagai sumber informasi dalam mengambil keputusan perjalanan wisatanya. Namun, masih harus disadari bahwa pemanfaatan kemajuan teknologi informasi di Indonesia masih sangat terbatas pada perusahaan besar atau international saja, padahal industri kecil pun dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan biaya terjangkau, asalkan ada yang mau memulainya.

Sejalan dengan kekuatan pemerintah untuk melaksanakan program visit indonesia di tahun 2008 ini maka perlu diikuti dengan pengembangan suatu teknologi informasi di masing-masing daerah yang terhubung dengan laman (website) visit indonesia yang telah ada. Hal ini berguna demi kelancaran informasi dan terkelolanya informasi tentang pariwisata dan potensi-potensi yang justru masih belum terangkat.


Konsep e-tourism

Caribbean Tourism Organization (2005) memberikan definisi untuk istilah e-tourism, yaitu A dynamic interaction between Information and Communication Technologies (ICTs) and Tourism exists. Each transforms the other: ICTs are applied to tourism processes to maximize efficiency and effectiveness of the organization, tourism unites Business Management, Information and Communication.”

Adapun konsep e-tourism yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya guna dalam bidang pariwisata, memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada customers dalam bentuk telematika, dan menjadikan penyelenggaraan pemasaran pariwisata lebih mudah diakses.

E-tourism memiliki prinsip yang diselaraskan dengan pemanfaatannya yaitu dalam peningkatan pembangunan pariwisata. Oleh karena itu, e-tourism perlu dipahami hanyalah sebuah alat dan masih memiliki resiko terhadap integrasi data yang sudah ada. Berdasarkan definisi e-tourism Caribbean Tourism Organization (2005) maka terdapat tiga unsur yang menjadi prasyarat dari e-tourism yaitu ICT (Information and Communication Technologies), Tourism dan Business, tetapi untuk optimalisasi promosi visit Indonesia di daerah, keterlibatan pemerintah (goverment) menjadi salah satu bagian yang penting dalam program.

Implementasi e-tourism memerlukan kerjasama antara pihak yang profesional di bidang ICT, bisnis, pariwisata dan pemerintah, yang terfokus pada destinasi pariwisata. Sebagai salah satu aplikasi telematika yang termasuk baru di bidang kepariwisataan, e-tourism memerlukan waktu dan proses sosialisasi yang memadai agar para pelaku pariwisata, bisnis, danpemerintah serta masyarakat mampu memahaminya untuk kemudian mendayagunakan potensinya. Hal ini juga penting agar mereka tidak terjebak kepada paradigma lama, terutama dalam project oriented activities.

Guna menggiatkan keberadaan e-tourism di daerah perlu melihat beberapa hal seperti business, ICT (Information and Communication Technologies), tourism dan goverment.

Bisnis merupakan variabel untuk melihat suatu kesatuan organisatoris yang mengelola penjual jasa (pariwisata) kepada konsumen atau bisnis lainnya. Dalam e-tourism, bisnis meliputi aspek manajemen pemasaran, dan keuangan. Manajemen Pemasaran, merupakan salah satu kunci utama dalam e-tourism untuk dapat bersaing menarik minat pengunjung. Pemasaran pariwisata tidaklah cukup mengandalkan keindahan alam yang memikat dari suatu daerah, melainkan bagaimana si pengelola secara efisien dan efektif mengemas seluruh potensi wisata tersebut menjadi sebuah paket yang menarik.

Paket itu harus bisa diakses informasinya melalui program promosi berkesinambungan. Dalam setiap promosinya, pengelola harus mampu meyakinkan publik sehingga bisa tertarik dan semangat datang ke daerah mereka. Calon wisatawan itu haruslah mendapat petunjuk, mulai dari rute perjalanan, lokasi-lokasi yang bisa dikunjungi, informasi hotel, tempat belanja, hingga faktor-faktor lain yang dibutuhkan seperti tips berkunjunga. Pengunjung harus diyakinkan bahwa perjalanan ke daerah mereka juga menyenangkan. Tentu saja, agar program ini bisa berjalan sesuai harapan, harus didukung oleh ketersediaan sarana, terutama kemudahan moda akses transportasi, mulai dari jalur darat, laut, hingga udara.

Keuangan, dimaksudkan sebagai kemampuan meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung resiko dalam menjalankan e-tourism. Pembiayaan pengelolaan e-tourism menjadi salah satu faktor dalam penyediaan informasi yang akurat, karena dengan kesinambungan pembiayaan maka aktivitas pengelolaan bisa maksimal. Pengelolaan ICT terutama dalam pariwisata membutuhkan keuangan yang sangat kuat.

Sebagai salah satu variabel dalam e-tourism, ICT akan melihat sejauh mana penggunaan teknologi dan penerapan sistem dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan konsumen dalam bidang pelayanan jasa pariwisata untuk mencapai tujuan visit Indonesia di masing-masingdaerah. ICT dalam e-tourism meliputi sistem informasi, teknologi informasi, dan komunikasi

Pada laman e-tourism masing-masing daerah haruslah sistem informasi yang terpasang tidak hanya memungkinkan konsumen mendapatkan informasi seperti hotel, tempat wisata, pertokoan, dan lain-lain tetapi guna memberikan kenyamanan dan kemudahan konsumen untuk mengakses, laman dapat dilengkapi dengan sistem reservasi pesawat terbang, hotel, travel, ataupun penyediaan paket wisata online. Hal ini dapat dimungkinkan melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

Selain itu juga, hendaknya informasi yang disajikan tidak hanya berupa data teks dan gambar dalam bentuk jaringan komputer dengan tujuan akses informasi. Guna efektifitas dan efisiensi serta gambaran yang jelas tentang program keunggulam daerah, laman dapat dilengkapi dengan data suara dan video sehingga terjalin penyampaian informasi yang lebih nyaman dan mudah dipahami.

Tourism diartikan sebagai usaha jasa yang melayani keperluan perjalanan seseorang ataupun kelompok ke destinasi wisata. Tourism dalam e-tourism menjadi unsur yang paling dibutuhkan dan sangat menentukan dalam perkembangan selanjutnya. Namun, karena pariwisata yang dimaksud pada tulisan merupakan prioritas sektor daerah maka pengertianya pun diselaraskan dengan pengertian pariwisata berdasarkan angka 4 di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan. Pada angka 4 tersebut dijelaskan bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Memperhatikan pemikiran tersebut maka untuk menggiatkan e-tourism di daerah, unsur-unsur yang menjadi faktor tourism dalam e-tourism harus disesuaikan. Unsur-unsur tersebut adalah Transportasi, Akomodasi, Obyek Wisata dan Atraksi, Sarana Hiburan, dan Cindera Mata.

Sebagai salah satu bentuk penyederhanaan praktek pemerintahan dengan menggunakan ICT untuk pengelolaan, promosi dan pengenalan pariwisata di tiap-tiap daerah pada dunia luar. E-tourism memberikan fungsi online services dan government operations. Setidaknya pemerintah daerah wajib merumuskan fungsi, orientasi, aksesibilitas, dan penyajian struktur dari e-tourism yang akan disajikan. Hal ini bertujuan agar tiap daerah memiliki kekhususan potensi pariwisata yang menjadi andalan.

Dari keempat hal tersebut penyajian struktur hendaknya benar-benar diperhatikan karena hal ini merupakan penyajian informasi kepada kepada customer dalam portal yang menjadi tampilan ataupun gambaran tentang kepariwisataan di suatu daerah.

Pada penyajian struktur, diharapkan brand visualization yang ditampilkan harus secara tegas dan langsung menampilkan brand keunggulan, baik dalam bentuk tulisan maupun gambar. Begitu juga dengan jenis data, Dalam laman biasanya hanya terdapat dua jenis data yang digunakan, yaitu data teks, yaitu data-data dalam bentuk kalimat atau angka-angka yang menjelaskan suatu informasi tertentu, dan data gambar, yaitu data-data dalam bentuk foto atau gambar untuk menjelaskan bentuk suatu obyek dari data tekstual. Meskipun demikian, data ini kuranglah lengkap apabila tidak memuat data peta, yaitu data-data mengenai lokasi suatu obyek ruang yang dipasarkan dari data tekstual. Bagian terakhir yang menjadi jembatan penyampaian informasi adalah bahasa, laman hendaknya tidak hanya dilengkapi dengan dua bahasa (Indonesia dan Inggris) tetapi perlu ditambahkan penggunaan bahasa asing lainnya terutama bahasa mandarin, karena di beberapa wilayah Indonesia memiliki obyek wisata yang bersinggungan dengan cultur mandarin (cina).***


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: