SELAIN DIRIMU

selain dirimu, tak ada yang kucintai

air mata dan sesak dada

acap patah di gelap hari

bersama gemertak gigi – kusudahi sesal


selain dirimu, tak ada yang kucintai

semerbak mawar jatuh dipangkal hidung

lalu aromanya merusak – mengobrak abrik

beku hemoglobin di pusar otak


selain dirimu, tak ada yang kucintai

terhempas niat – membelokkan kata

buta aksaraku – beku lisan

lelap pun tak jadi teman


selain dirimu, tak ada yang kuncintai

upzzz...lupaku terlalu tolol

ternyata selain dirimu ada yang kucintai

kucintai ia jauh sebelum tambatan rasa ada

lebih dulu kucintai ia

ia kucintai

: tegak raga degup jantung

putaran darah denyut nadi selalu bertasbih

kucintai ia sebelum dirimu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Minat Buku, Siapa Peduli




Minat Baca, Siapa Peduli?
Oleh Hikmat Kurnia

Dunia perbukuan Indonesia memang berkembang. Jumlah buku yang diterbitkan semakin bertambah. Walaupun belum ada data pasti tentang jumlah buku baru yang terbit da;am setahun, namun mengacu kepada jumlah buku yang diterima jaringan toko buku besar, seperti Gramedia dan Gunung Agung, setidaknya Indonesia mampu menerbitkan 12.000 judul buku baru dalam setahun. Jumlah tersebut tidak termasuk buku yang cetak ulang dalam tahun yang sama. Dengan rata-rata tercetak untuk satu judulnya 3.000 eksemplar, maka setidaknya para penerbit Indonesia mampu menghasilkan 36.000.000 eksemplar buku dalam setahun.

Secara jumlah ilustrasi tersebut kelihatannya tergolong besar. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 250.000.000 orang, angka itu sangat memprihatinkan. Jika semua buku tersebut habis terserap pembaca, maka satu buku dikonsumsi oleh 6 sampai 7 orang dalam setahun. Celakanya, perbandingan tersebut belum dianggap mewakili, karena pola distribusi buku di Indonesia yang kurang merata. Toko-toko buku yang memadai sangat terkonsentrasi pada kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogyakarta, Semarang, dan lain-lain. Bahkan, jika memperhitungkan daya serap pasar, lebih dari 40% buku diserap oleh pembaca yang ada di wilayah Jabodetabek.

Dari data tersebut bisa dipahami hasil temuan UNDP tentang minat baca masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil temua UNDP, posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk Kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos. Masing-masing berada di urutan angka seratus. Apa pun alasannya, posisi Indonesia yang terlalu rendah dalam minat baca ini tentu sangat memprihatinkan bagi bangsa yang mengklain sebagai bangsa besar.

Oleh sebab itu, perlu ada upaya konkret dalam meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Sebagai langkah awal, bisa dikembangkan dari lingkungan keluarga, kemudian beralih ke lingkungan yang lebih luas di masyarakat. Untuk meningkatkan minat baca ini ada baiknya kita meniru budaya yang dikembangkan Jepang. Di sana ada gerakan 20 minutes reading of mother and child. Gerakan ini mengharuskan seorang ibu mengajak anaknya membaca selama 20 menit sebelum tidur. Gerakan ini bisa sangat efektif jika didukung oleh kesadaran yang tinggi, ketersedian buku yang memadai (termasuk kemudahan mendapat buku yang cocok), dan dukungan dari berbagi pihak.

Faktor lainnya yang perlu didorong adalah pola kebiasaan keluarga menghabiskan akhir pekannya. Keluarga Indonesia harus didorong untuk lebih memilih jalan-jalan ke toko buku atau perpustakaan, sehingga lebih mengasah intektulitas dan akrab dengan buku.

Minimnya pemberitaan tentang orang-orang yang berhasil karena membaca buku ikut menjadi factor penting rendahnya minat baca. Hal lain yang perlu dikritik adalah rendahnya pemberian penghargaan pada karya intelektual. Hal ini ikut mendorong masyarakat malas berkarya dan membaca.

Hari Buku Nasional
Memperhatikan banyaknya faktor yang mempengaruhi lemahnya minat baca ini, mau tidak mau semua elemen perbukun harus berupaya melakukan langkah konkret dalam mewujudkan generasi gemar membaca.

Ikapi sebagai organisasi yang berada di garda terdepan dalam pengembangan perbukuan Indonesia merasa perlu untuk melakukan kampanye pentingnya buku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai titik tolaknya, Ikapi telah mempelopori untuk mencanangkan 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional.

Dengan dicanangkannya 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional, maka setiap tahun Ikapi akan terus berupaya menjadikan buku sebagai bagian dari gaya hidup. Untuk tahun ini perayaan Hari Buku Nasional akan ditunjukkan untuk mendorong kalangan perbukuan, baik penulis, penerbit, editor, illustrator, desainer, distributor, toko buku dan lain-lain, memberi penyadaran (awarness) pada masyarakat Indonesia tentang pentingnya buku.

Jika buku sudah menjadi gaya hidup, masyarakat tidak lagi berjarak dengan buku. Posisi buku pun sudah dianggap sebagai kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi menyikapi buku dengan kening berkerut, karena setiap kalangan, profesi, usia, atau latar belakang lainnya mempunyai buku masing-masing. Artinya, buku tidak lagi dipandang secara elitis yang ditulis, diterbitkan, dan dibaca oleh kalangan tertentu. Buku jadinya milik semua orang.

Dengan mimpi menjadikan buku sebagai milik semua orang, perayaan Hari Buku Nasional tahun ini, Ikapi Jaya berkerja sama dengan Perpumda DKI Jaya merencanakan untuk menggelar tiga kegiatan konkret. Kegiatan pertama, pembagian minimal 1.000 stiker, blocknote, dan pulpen dengan tulisan yang mendorong pentingnya minat baca bagi pengendara mobil dan motor yang melintas di Bundaran Hotel Indonesia dan tempat-tempat lain yang strategis. Demo simpatik ini bertujuan menggugah masyakarat tentang pentingnya minat baca. Pada moment ini diharapkan berbagai kalangan, khususnya pegiat perbukuan terlibat secara nyata.

Kegiatan kedua, adalah pembagian minimal 1.000 buku bagi rumah-rumah baca yang berada di wilayah Jabodetabek. Acara ini ditunjukkan untuk memberi contoh konkret bahwa penerbit yang bergabung Ikapi dan Perpumda DKI Jaya adalah organisasi yang sangat peduli bagi berkembangnya minat baca masyarakat, teruatama masyarakat kurang beruntung. Dalam acara ini peran serta penerbit yang mempunyai buku yang masih baik tetapi tidak layak jual sangat dibutuhkan, karena dari penerbitlah sumber buku bisa diperoleh. Ini juga semacam CSR bagi kalangan penerbit.

Cara lainnya untuk untuk mendorong minat baca adalah dengan memberikan keterampilan menulis bagi masyakarat. Selama ini masyakat Indonesia dalam bidang perbukuan lebih banyak berperan sebagai konsumen saja. Hanya menjadi pembaca. Padahal, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia juga harus didorong untuk memiliki keterampilan menulis. Asumsinya, untuk menulis satu buku, setidaknya seoarang penulis membutuhkan lima buku pembanding, referensi, atau bahan bacaan. Oleh sebab itu, kegiatan ketiga yang akan digelar dalam Hari Buku Nasional tahun ini adalah Bengkel Penulisan Buku bagi 300 orang, terutama pelajar dan Mahasiswa secra gratis. Kegiatan ini dipertlukan untuk mendekatkan pelajar dan mahasiswa dengan kalangan perbukuan.

Perlu disadari peringatan Hari Buku Nasional hanyalah salah satu langkah pengembangan minat baca masyarakat Indonesia. Kegiatan tersebut tidak akan berarti apa-apa tanpa konsinsensi dan keterlibatan banyak pihak. Rasanya, kalau semua pihak perbukuan, termasuk pemerintah menyadari pentingnya minat baca, posisi Indoinesia dalam minat baca akan tergerek naik. Semoga.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Stan Pesta Buku Jakarta

Ini dia panduan sebelum berlibur dan menikmati acara di pesta buku Jakarta 2008,
atau bisa juga lihat DISINI


Agro Media Pustaka
Stand: 2-5, 34, 136-140, 123-126, 128-131, 143
Bintaro Sektor IX,Jl. Rajawali IV Blok HD-X Tangerang 15226
7451466 - 74869992,4"

Penerbit Pena
Stand: 6, 7, 41, 12, 13, 89, 88, 87
Jl. Cempaka Putih Tengah XVIII/12 Cempaka Putih - Jakarta Pusat 10510 4240328, 4255953

Kompas Gramedia Group(Synergi)
Stand: 8 - 11

Pustaka Al Kautsar
Stand: 20,30,32, 73-75"
Jl. Cipinang Muara Raya No.63 RT14/2 - Jakarta Timur
8507590 85912403

Penebar Swadaya Puspa Swara - Trubus
Stand: 23-26, 69-71
Niaga Swadaya, PT, Jl.Gunung Sahari III No.7 Jakarta Pusat
4204402 - 4214821

Gema Insani
Stand: 42-45
Jl. Ir.H.Djuanda (Jl.Baru) - Depok 16418 7708891-2 7708894

Gaya Favorit Press
Stand: 46, 48, 49"
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B32-33 - Jakarta Selatan 12910
5209370, 5253816

MQS Publishing
Stand: 51, 106, 118
Jl. Padaringan 39A KPAD Geger Kalong Bandung 40153
022 2003235 - 2005494

Penerbit Andi
Stand: 53, F2B
Jl.Beo 38-40 Yogyakarta; Jl.Pilar Raya No.67 Kedoya - Jakarta Barat
5842188 - 5802816

LKIS
Stand: 56
Jl. Tanah baru RT3/2 No.68 Kampung Poncol - Depok 16426 - 77204269

Toko/PT Gunung AgungTbk
Stand:62-65
Jl.Kwitang No.6 - Jakarta Pusat 10420
3906563, 3140385

Zahra Publishing
Stand:67, 68, 99, 100, 101
Jl.Batu Ampar III No.14 Condet RT.6/3 - Jakarta Timur 13520
8092269 80871671

Tiga Serangkai
Stand:76-77, 80-81,90-91
Jl. Dr.Supomo 23, Solo 57141
0271 714344 0271 713607

Balai Pustaka
Stand:103, 105
Jl.Gunung Sahari Raya No.4 - Jakarta Pusat 3451616 3841714

TB Karisma
Stand: 115-117
Gd.Karisma, Jl.Moh.Toha No.2 Pondok Cabe - Ciputat 15418
7444555 7411084

Kepustakaan Populer Gramedia
Stand: 127
Jl.Permata Hijau Raya Blok A No.18 - Jakarta 12270 5309293, 5309170

PT Bhuana Ilmu Populer
Stand:141,142,147,148 Jl. Kebahagiaan 11-11A - Jakarta 11140
2601234 Ext.4441 6340757

The Jakarta Post
Stand: 149

Elex Media Komputindo
Stand:153-155,160,161 Gd.Kompas Lt.6, Jl.Palmerah Selatan 22-28 - Jakarta 10270 " 53696573

Gramedia Pustaka Utama
Stand:156-158,162,163 Jl.Palmerah Barat 33-37 Lt.2 - Jakarta 10270 53677834 ext.3253

Dioma Malang
Stand: F2A

Propertime
Stand: F4

Graha Meta
Stand: F5, F6
Ruko Batuceper Permai Blok U No.11 Tangerang 5586837 5586829

Effhar & Dahara Prize
Stand: F7
Gandaria Ut. Keb.Baru - Jakarta Selatan
021 7224676

Etno Book
Stand: F8A-F8C
Jl. Gatot Subroto Kav.72 Hanggar Teras Pancoran - Jakarta Selatan 12780 7991033,6 /79184229


Penerbit Mizan
Stand: 1, 14,15, 95-98,
Jl.Cisaranten Cinambo 135 Ujung Berung - Bandung
021 7661724, 022 7815500

Irsyad Baitus Salam
Stand: 82, 86, 16, 21, 27, 79, 66, 114"
Komp. Sukamenak Indah I-49 Bandung
78893223, 022 5421110

Bumi Aksara Group
Stand:17-18, 19,29,83-84"
Jl.Sawo Raya No.18 Rawamangun - Jakarta Timur 13220
4717049, 4700988

Java Books
Stand: 22, 28, 72, 92-94
Jl. Rawa Gelam IV No.9 Kaw.Ind. Pulo Gadung, Jakarta Timur" 46821088 4610206

PT Sygma Examedia Arkaleema - Syaamil Cipta Media
Stand: 31, 78, 35, 85, 40, Jl.Kejaksaan No.20 Pd.Bambu Duren Sawit - Jakarta Timur
021 8612656 - 86607020

Penerbit Erlangga
Stand: 33, 36-39
Jl.H.Baping Raya No.100 Ciracas Ps.Rebo - Jakarta Timur 17340
8717006 8708660

Widyadara
Stand: 102, 104, 47
Menara BDN Lt. 24. Jln. Thamrin No.5 JakartaPusat
2300709 2302559

Penerbit Jabal
Stand: 50, 52, 110, 112
Jl.Moh.Damin No.16 Rt.1/14 Cipadung, cibiru - Bandung 40614
02270748435- 0227835379

Yayasan Obor Indonesia Stand: 54
Jl.Plaju No.10 - Jakarta Pusat
31926978, 31924488

EGC- Arcan
Stand: 55
Jl.Sunter Agung Timur 4 Blok O/1 No.39 Sunter Agung Podomoro - Jakarta 14350
65306283, 65306712

Kesaint Blanc
Stand: 7
Jl. Narogong Raya Km.6,8 Gg.Lentong No.9 Rawalumbu - Bekasi Timur 17116
8207554, 5

Salemba Empat
Stand: 58-61
Grand Wijaya Center Blok D No.7, Jl.Wijaya 2 Keb.Baru - Jakarta 12160
7210238 7210207

Maghfirah
Stand:107, 108
Jl. Taruna (ayahanda) No.52 Pondok Bambu, Duren Sawit-Jakarta 13430
8616379 8616379

Rajawali Press
Stand:109, 111, 113
Jl.Perlepah Hijau IV TN 1 No.14-15 Kelapa Gading - Jakarta Utara 4520951 4529409

Penerbit Serambi
Stand: 119-122
Jl.Kemang Timur Raya No.16 - Jakarta Selatan 12730


PT.Gramedia Asri Media
(PPS)

Stand:132,133

PT.Gramedia AsriMedia, (Import)
Stand: 134,135

Gramedia Majalah
Stand: 144,145,150,151

Grasindo
Stand: 146,152
Jl. Palmerah Selatan 22 - Jakarta 10270
548 3008, 548 0888

InfoKomputer - Prima Infosarana
Stand: 159
Jl. Palmerah Selatan No.12A - Jakarta Barat
5483008 Ext.3705, 3706

Penerbit Kompas BukuStand: 164
Jl.Palmerah Barat 26-28 - Jakarta 10270
5347710 ext.5604 5485557

Haula Toys
Stand: F1A, F1B
Jl. Bekasi Timur IX / 3E Rawabunga Jatinegara Jakarta Timur 85913302, 3 /85913302, 3

Lontar, Publishing
Stand: F8D
Jl.Danau Laut Tawar 53 Pejompongan - Jakarta Pusat
5746880 5720353

Jurnal Perempuan
Stand: F10C
Jl.Tebet Barat VIII No.27 - Jakarta Selatan 12810 83702005

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Pesta Buku Jakarta 2008

PESTA BUKU JAKARTA 2008

Tema: Jakarta Banjir Buku

Tempat: Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta

Waktu: 28 Juni - 6 Juli 2008, pk 10.00 - 21.00 WIB

Ratusan penerbit akan ikut serta dalam Pesta Buku Jakarta 2008! Sekian banyak penerbit akan menghadirkan acara diskusi, talk show, seminar dan launching buku-buku yang baru diterbitkan. Kesempatan ini akan digunakan oleh setiap penerbit yang menjadi peserta pameran untuk menawarkan program diskon yang bervariasi dan sangat menguntungkan bagi para konsumen. Tidak salah jika setiap pengunjung berharap mendapati beraneka ragam buku tersedia berbarengan dengan para penerbit yang berlomba-lomba memberikan diskonnya selama Pesta Buku Jakarta 2008 berlangsung!

Kegiatan yang diselenggarakan oleh IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) DKI Jakarta ini akan berlangsung di Gedung Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, mulai dari tanggal 28 Juni - 6 Juli 2008. Diawali dengan menariknya acara pembukaan yang menghadirkan berbagai tokoh perbukuan di Indonesia, Pesta Buku Jakarta mengusung tema "Jakarta Banjir Buku" untuk menggambarkan betapa banyaknya buku yang nanti akan 'beredar' pada saat pameran berlangsung. Para penggiat buku dan peminat baca dan penulis dari berbagai kalangan masyarakat dari dalam negeri maupun luar negeri diajak untuk hadir dalam pameran ini. Kunjungilah pameran buku terbesar dan terlengkap di Indonesia yang diadakan oleh IKAPI DKI Jakarta, dan dapatkan pengalaman mencari buku favorit yang tidak terlupakan!



Penyelenggara:
IKAPI Cabang DKI Jakarta
Jl. Mustika Jaya No.9 Rawamangun. Jakarta 13220
Telp: 021-47862881, Fax: 021-4712323
Email: pestabukujakarta@pestabukujakarta.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
info@pestabukujakarta.comAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya
pestabukujakarta@yahoo.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Ambiguitas Pengelolaan Hutan Indonesia


MENILIK perjalanan bangsa, semakin hari akan semakin mudah untuk menemukan keanehan dan kecenderungan kurang berpihak terhadap eksistensi sebuah bangunan bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Padahal bangunan tersebut didirikan dengan perjuangan mahal yang puncaknya ketika proklamasi berkumandang 17 Agustus 1945 silam.

Keanehan kembali muncul, di awal tahun 2008 publik kehutanan Indonesia dikejutkan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 2008 tentang Penerimaan Nasional Non Pajak dari Pemanfaatan Kawasan Hutan. Peraturan ini mendatangkan permasalahan dengan semakin terbukanya akses bagi investor dan industri pertambangan dengan hak sewa atas kawasan hutan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata ambigu bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan) atau dengan kata lain bermakna ganda, mungkin itu pulalah yang terjadi pada pengelolaan hutan di Indonesia.

Keanehan dalam pengelolaan hutan di Indonesia telah muncul ketika terbitnya Peraturan Perundangan-undangan (Perpu) No. 1 Tahun 2004. Perpu tersebut berhasil mencari celah terhadap Undang-undang No. 41 Tahun 1999 pasal 38 ayat 4 yang melarang penambangan terbuka di hutan lindung. Pada pasal 83 ayat A dengan jelas melegalkan kegiatan penambangan terbuka di hutan lindung. Kehadiran Perpu tersebut telah menghilangkan 71 juta ha lahan hutan. Bahkan Sawit Watch (2008) mencatat laju kerusakan hutan sepanjang 2005 hingga 2006 mencapai 2,76 juta ha.

Kelahiran PP No. 2/2008 menarik untuk dilihat dari perspektif ekonomi. Sebagaimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa keluarnya PP tersebut bukan berarti pemerintah memperjualbelikan hutan.

Semangat dari peraturan itu adalah untuk mengatur perusahaan yang sudah memiliki izin pertambangan di kawasan hutan wajib memelihara, merehabilitasi, menghutankan, atau menghijaukan kembali hutan yang rusak akibat penambangan. Menurut Presiden, kebijakan tersebut merupakan lanjutan dari apa yang dilakukan pemerintah sebelumnya. Tujuannya agar hutan makin lestari, mendatangkan penerimaan negara untuk ekonomi, untuk kesejahteraan rakyat.

Namun, hal ini akan menjadi aneh. Entah teori ekonomi apa yang dianut dan dijalankan pemerintah, dengan tak menghargai elemen kekayaan alam yang terkandung di perut bumi serta fungsi hutan lindung. Mestinya pemerintah tidak hanya berharap dari pungutan hasil tambang, tapi juga menghargai nilai guna tanahnya. Nilai guna tanah hutan lindung adalah nilai keselamatan rakyat yang jauh lebih mahal dibandingkan nilai ekonomi.

Berdasar data Greenomics, Indonesia mendapatkan tarif sewa dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) untuk 13 perusahaan tambang di hutan lindung itu hanya sebesar Rp 2,78 triliun per tahun. Itu hanya 3,96 persen dari total potensi kerugian yang akan ditimbulkan akibat aktivitas tambang terbuka yang diperkirakan mencapai angka Rp 70 triliun per tahun. (Suara Pembaruan, 25 Februari 2008)

Masyarakat dan Hutan Indonesia

Sebelum hadirnya kebijakan PP No. 2/2008, masyarakat hutan Indonesia telah mengalami ketidakberdayaan. Petani hutan yeng terkelompok dalam komunitas-komunitas adat dan lokal, tidak dapat berpartisipasi dalam pengelolaan hutan. Padahal kehidupan keseharian para petani selalu bersinggungan dengan hutan sebagai sumber kayu bakar, tanaman obat, madu, buah-buahan, padi dan lain-lain. Undang-undang Pokok Kehutanan No. 5 tahun 1967 pun tidak memberikan ruang partisipasi bagi masyarakat hutan Indonesia.

Sepertinya akan sulit mencari catatan tentang kebijakan yang dikeluarkan untuk mengatur kepentingan petani hutan. Sebagai contoh, sedari tahun 1980-an masyarakat petani hutan di Padang Cermin, Lampung Selatan, telah mengusulkan kawasan Gunung Betung untuk dijadikan kawasan pengelolaan masyarakat namun selalu mendapat penolakan dari pemerintah daerah maupun pusat (Departemen Kehutanan RI). Beberapa daerah lainnya, petani hutan terusir dari kawasan tempat hidup. Indonesia sendiri, memiliki sekitar 1.800 desa yang berbatasan dengan 14 kawasan konservasi di 5 pulau besar di Indonesia.

Konflik-konflik terbuka antara petani dan petugas kehutanan mencuat sebagai reaksi dan perwujudan kebingungan masyarakat terhadap tempat hidup mereka. Pengusiran masyarakat adat Moronene di Nusatenggara dari kawasan hutan, bagaimana lahan dan tanaman kopi petani dirusak karena petani dianggap masuk ke kawasan hutan konservasi. Masyarakat adat Lore Lindu di Sulawesi Tengah sudah beberapa kali mengalami “resettlement”. Masyarakat Kontu, Muna, Sulawesi Tenggara, ladang-ladang mereka dibakar aparat kehutanan dan pemerintah karena pokok-pokok pohon jati yang menggiurkan, sehingga kawasan yang turun-temurun itu diolah masyarakat Kontu dianggap kawasan lindung yang pengawasannya di bawah kehutanan dan pemerintah daerah. Dan banyak kasus “resettlement” dilakukan dengan berbagai alasan.

Kondisi memprihatinkan juga terjadi pada petani hutan di pulau Jawa. Awang (2006) mengemukakan bahwa seorang petani hutan di pulau Jawa memiliki lahan hanya 0,2 hektar, padahal luas minimum untuk pemenuhan kebutuhan hidup per-KK (kepala keluarga) di Jawa membutuhkan 0,5 hektar.

Lindung dan Dilindungi

Tarik menarik kepentingan dalam pengelolaan kawasan hutan di Indonesia telah menimbulkan efek kebingugan. Esensialnya Departemen Kehutanan (Deptan) melalui UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan melarang penambangan dengan pola terbuka di kawasan hutan lindung. Pada ayat 3 dan 4 pasal 38 secara tegas menyebutkan bahwa di kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola penambangan terbuka. Pola pertambangan terbuka dimungkinkan di kawasan hutan produksi dengan ketentuan khusus dan secara selektif, antara lain melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri Kehutanan dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.

Kehadiran pasal tersebut menjadi begitu penting, mengingat fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi sebagai sistem penyangga kehidupan. Kerusakan hutan lindung dan kawasan konservasi berdampak luas, di musim kemarau akan menyebabkan kekeringan, dan di musim hujan dapat menyebabkan tanah longsor dan banjir, terutama bila curah hujannya tinggi. Musibah bencana alam tersebut berdampak pula pada menurunnya kegiatan ekonomi masyarakat dalam waktu yang lebih panjang. Selain itu, limbah pembuangan dari kegiatan pertambangan dalam jangka panjang sering menjadi masalah lingkungan yang dampaknya cukup besar.
Kemunculan PP Nomor 2 Tahun 2008 di awal Februari lalu semakin membuat nasib kehutanan Indonesia di ujung kehancuran. Semakin banyak investor tertarik untuk mendapat izin pertambangan karena tidak perlu lagi repot-repot mencari lahan pengganti (konversi) seperti ketentuan sebelumnya. Mereka cukup membayar kompensasi lahan, yang menurut perhitungan besarnya Rp 300 per meter persegi untuk setiap tahunnya.

Bencana secara ekologis akan sering kita jumpai dan bukan hanya itu, benih-benih potensial meluasnya skala konflik baik konflik vertikal antara rakyat yang bermukim di kawasan dan sekitar hutan dengan pemerintah dan perusahaan tambang maupun konflik horizontal yang terjadi diantara rakyat itu sendiri. Dengan demikian kemunculan PP ini akan semakin menyulitkan keberadaan hak-hak masyarakat adat dan lokal dari sumber daya hutan. Hal itu karena mekanisme dalam PP memungkinkan negara memakai tangan besi untuk mengambil alih lahan/hutan adat untuk dikonsesikan sebagai hutan kelola dengan hak sewa. Kekhawatiran itu sangat tidak berlebihan karena peraturan perundang-undangan tentang kehutanan memang tidak mengakui hutan-hutan adat karena semua hutan adalah milik negara. Negara melalui Departemen Kehutanan (Dephut) bisa mengambil alih sewaktu-waktu hutan adat atas nama undang-undang. Lalu, masih adakah keyakinan untuk mempertahankan PP No 2/2008? (*)

ditulis Oleh : Prakoso Bhairawa Putera S, peneliti Pusat Penelitian Perkembangan IPTEK (LIPI)
dipublikasi : Bangka Pos edisi Sabtu 21 Juni 2008

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Bukittinggi dalam Foto (kini)

Kota Bukittinggi yang terletak hampir ditengah-tengah pulau Sumatera di atas jajaran Bukit Barisan, dengan konfigurasi fisik berbukit dan berlembah serta berhawa sejuk. Di kota ini terdapat objek-objek wisata alam dengan pemandangan yang indah,dengan luas wilayah 25,239 km2 yang terdiri dari 27 bukit.

Banyak cerita yang selalu membawa saya untuk kembali dan kembali lagi ke kota ini. Mungkin ini adalah beberapa rekaman foto yang bisa kita nikmati bersama.

* semua foto bersumber dari http://www.kpt-bukittinggi.go.id/



Gunung Singgalang merupakan sebuah gunung yang terdapat di provinsi Sumatera Barat, Indonesia dan mempunyai ketinggian 2,877 meter. Gunung Singgalang mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Dari bentuknya, gunung ini sangat mirip dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Gunung ini mempunyai telaga di puncaknya yang merupakan bekas kawah, Telaga itu dinamai Telaga Dewi. Singgalang sudah tidak aktif lagi dan hutannya sangat lembap karena kandungan air yang banyak.



Jam Gadang adalah sebuah menara jam yang merupakan landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun.

Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota). Pada masa penjajahan Belanda, jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan, sedangkan pada masa pendudukan Jepang, berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau.

Ukuran diameter jam ini adalah 80 cm, dengan denah dasar 13x4 meter sedangkan tingginya 26 meter. Pembangunan Jam Gadang yang konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden ini, akhirnya menjadi landmark atau lambang dari kota Bukittinggi. Ada keunikan dari angka-angka Romawi pada Jam Gadang ini. Bila penulisan huruf Romawi biasanya pada angka enam adalah VI, angka tujuh adalah VII dan angka delapan adalah VIII, Jam Gadang ini menulis angka empat dengan simbol IIII (umumnya IV).



Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di jantung kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok dari selatan ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama provinsi.

Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memsiahkan Pulau Sumatra menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau - hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal) - yang dialiri Sungai Sianok yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.

Sungai Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yg disaranai oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari Desa Lambah sampai Desa Sitingkai Batang Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, serta tapir.


Taman ini terletak di tengah Kota Bukittinggi disamping istana Bung Hatta, dibangun dalam rangka memperingati satu abad kelahiran Proklamator Bung Hatta 12 Agustus 2002 dan digagas oleh H. Aminuzal Amin Dt. Radjo Batuah, Drs. H. Yanuar Sjaff Maarifat, Drs. H. Djufri, Drs. H. Dermawan Sjahrial, H. Abdul Hadi, Dr. Hj. Jemfy Naswil, In H. Firman Rasyid dan segenap Alumni SMA Bukittinggi 1958 s/ d 2000.







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

7 Keajaiban Duni, Ayo Pilih Indonesia

Ayo dukung Indonesia!

Pemilihan 7 keajaiban milik dunia kembali digelar, berbeda dengan kriteria sebelumnya dengan keajaiban yang dibuat secara sengaja oleh manusia dalam bentuk bangunan, kali ini panitia mengajak dunia untuk memilih 7 keajaiban baru milik dunia yang bukan dari buatan manusia.

Sudah terpilih sebanyak 77 tempat di seluruh dunia dari berbagai kategori, dan Indonesia mengajukan atau setidaknya sudah terpilih sebanyak 3 tempat eksotik, antara lain:

1. Komodo National Park
2. Krakatau, Volcanic Island
3. Lake Toba

Voting dilakukan melalui internet, dengan batas waktu sampai akhir 2008!

VOTE for INDONESIA: http://www.new7wonders.com/ atau: http://www.new7wonders.com/nature/en/liveranking/

Catatan:

Indonesia mu ngkin akan kalah dari negara lain, bahkan negara kecil yang mengajukan tempat yang tidak terlalu menarik, hanya karena negara tersebut lebih melek internet (Singapore contohnya, yang mengajukan Bukit Timah Nature Reserve). Dan yg lebih menyedihkan lagi, pulau Sipadan juga termasuk dlm nominee yg diajukan oleh Malaysia. (sedihT_T).

Brazil misalnya, pemerintahnya menyediakan fasilitas gratis untuk masyarakatnya yang tidak punya akses internet agar bisa ikut memilih untuk negaranya.

Karena itu, ayo bantu sebarkan informasi dan ajakan ini!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Puisi : Bercerita Sekawanan Camar 2

Bercerita Sekawanan Camar
episode 2


Malam berganti
sekawanan camar kembali memecah bayangan matahari
memulai cerita pagi tentang hidup generasi Adam-Hawa
yang selama dimensi waktu menjiarahi peradaban
dengan dongeng cinta, mimpi klasik, harapan
dan memainkannya pada panggung bernama dunia
lewat dialog rangkaian kata sarat makna
keluar melalui rongga diafragma dari tiap hembusan nafas

Sekawanan camar asyik memainkan angin
menangkap butir partikel cerita
dari pemuaian ekosistem pasir putih
di mana riak laut senantiasa mencumbui bibir pasir
dan bercanda bersama anak-anak pesisir
meski habitat mereka mulai kehilangan
ketika tiap jengkal pasir diperdebatkan
dan orang-orang ramai meninabobokkan cemara
dengan syair gergaji mesin bahkan
berani menguji keperkasaan karang dengan peledak

Camar-camar bercerita bergantian satu sama lain
camar besar tak mau kalah dengan camar kecil
si kecil tak mau diremehkan
ia punya cerita tentang air mata
anak pesisir selatan yang terlahir karena nestapa
di mana setelah semalaman melaut Bapaknya tak kembali
lantaran malamnya jadi korban bajak laut
dari utara camar besar membawa kisah tragis
tentang Rama yang tenggelam terseret ombak
dan Shinta hanya melihat lambaian terakhir

Sekawanan camar kembali berputar
memainkan angin bersama matahari yang terus meninggi
dan camar tertua mulai menutup cerita
“Utara – Selatan selalu punya cerita bagi
kita yang mendiaminya dari musim ke musim
sebagai sebuah catatan panjang kehidupan”


Catatan: Kemerdekaan dapat diartikan sebagai sebuah kebebasan. kebebasan mengemukakan pendapat dan berekspresi. begitu juga hal yang diinginkan dalam puisi ini. semua memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapat biar dia kecil maupun besar, karena kebebasan, kemerdekaan milik kita semua.


* Puisi ini menjadi pemenang 2 Lomba Cipta Puisi Online 2004, kategori umum,..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Puisi : Bercerita Sekawanan Camar

Bercerita Sekawanan Camar


:episode Tiga


Puisi : Prakoso Bhairawa Putera


pagi baru saja bermula bersama kepak sayap sekawanan camar


mengiring nyanyian anak pesisir yang malu


bercengkerama dengan ombak


dan menarikan saman diantara riak gelombang


yang selalu menjilati telapak mungil mereka




di timur sinar matahari masih satu-dua mencumbui bibir pantai barat Aceh


kepak camarpun terlalu berat buat mengangkasa


tapi interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia


telah memaksa bocah pantai berlari


mengemasi ikan-ikan yang tak bisa berenang


lantaran air laut tiba-tiba lenyap


aku tak bisa mencegah mereka”


seekor camar tersudut hampa memandang


perkampungan nelayan yang kini rata




sekawanan camar coba menerbangkan diri lebih tinggi


butir partikel derita anak tanah rencong


memulai hingga ke langit dan mengirim nyeri keseluruh tubuh


di Meulaboh sekelompok camar kecil berputar


ada ribuan malaikat pengangkut roh di sana


berjaga diantara ratap, tangis dan puing tsunami


siap membuat jiwa putih naik ke surga




camar mulai tak sanggup bercerita


dua generasi hilang”


camar besar terbata




cinta para peri ada di mana


pada laut Aceh dengan kapal induk asing


atau pada tanah perjuangan Cut Nyak Dien


dengan dipadati kamp hijau pengungsian


dan ditiap jengkal bumi serambi


telah sesak oleh kuburan massal


sedang rumah pesisir tak bisa diandalkan


camar besar, matahari telah mengirim cahaya


pembasuh tiap rona anak-anak Aceh


daratan telah diluluhlantakkan tapi di hati


mereka tertancap asa keceriaan muda


camar, mari terbang ada yang harus dibangun di sana!”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Sepotong Bulan di Musi

Sepotong Bulan di Musi

Puisi Koko P. Bhairawa

ada yang menari di riak sungai
cahayanya jatuh mencumbui tiap sudut
dari seberang ilir hingga seberang ulu
tapi hanya sepotong tampak olehku
dan pada ruang di bola mata
tak ada lagi motor tempel
yang selalu menjilati musi seperti siang tadi
bahkan rumah rakit di seberang
tempat bengkel karoseri taxi air
hanya terlihat sebentuk cahaya

malam kembali memainkan peran
menjadi saksi bagi rutinitas anak manusia
dari pelataran benteng malam memberikan
sepotong bulan dan bintang di mataku
barangkali ia paham arti perjuagan hingga
tak rela membiarkan hati tersiksa demi cinta
membiarkan perasaan berbohong demi kata sayang
:gelap tak selalu hitam bagi diri

di antara kesendirian malam
ada syair luka yang dikirimkan Musi
sampah telah membuatnya malu untuk bercermin
Musi, kita berdua punya duka yang sama
walau dengan cerita yang berbeda
tapi kau lebih baik
kau jujur akan deritamu
sedang aku bersembunyi di tawa sepanjang tahun

tapi semuanya baru saja ditenggelamkan
di dasarmu dan arus takkan sanggup
membawanya ke seratus anak-anakmu
karena beban yang kulepaskan begitu berat
hingga asa putih dapat terbang ke bulan
untuk menjemput sepaket impian
agar besok di pagi ada kehangatan
dari mimpi yang terwujud
ada lukisan senyum di wajah
dan yang pasti akan ada narasi baru
dengan dirimu di sisiku


Sketsa Asa

Puisi Koko P. Bhairawa


dahulu,
ada sebuah harmoni yang mampu
meruntuhkan tiang di rumah ke sembilan
menenggelamkan susunan batu suci
tempat bersemayamnya kepercayaan pada cinta
yang selama dimensi waktu telah tumbuh
jadi sebentuk bayangan di tiap kesendirian
kuor dari harmoni atas nama kegelapan
membuka pertemuan lubang hitam dan neraka
di rumah; dinding û pintu û bahkan bantal kesayangan
melempar kutukan yang semakin melebarkan luka
menjauhkan mimpi dari rongga malam
bersama jiwa tersudut sepi
menggigilku bersama detik
semalam ada lampu kota yang merayu bulan purnama
angin dan kunang-kunang menari-nari
di atas gedung tinggi menggoyang dan mendekap diri
Tuhan,...Aku mau protes
kembalikan mimpi harapan padaku
tolong berikan padaku sinar yang kau janjikan
aku mau belajar sekali lagi tentang harmoni.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

HARI BUKU SEDUNIA 2008


Rangkaian Acara

Tema : Reformasi Perbukuan untuk Peradaban dan Daya Saing Bangsa


Kamis, 5 Juni 2008
Tema Hari 1 - Buku : Pilar Peradaban Bangsa
09.00 – 09.45 PEMBUKAAN
- Tarian tradisional Betawi (Nandak Ganjen)
- Laporan panitia penyelenggara
- Sambutan sekaligus membuka acara secara resmi diiringi Rampak Bedug Cisauk
- Peninjauan pameran diiringi Rampak Bedug Cisauk
MC: Happy Salma
09.45 - 11.45 Diskusi dengan tema "Reformasi Perbukuan"
Pembicara:
Dodi Nandika - Sekretaris Jenderal Depdiknas
Setia Dharma Madjid – Ketua Umum IKAPI
Fira Basuki – Penulis
Moderator: Andari Karina Anum (Wartawan Majalah Tempo)
13.00 - 13.30 1. Pertunjukan Seni
2. Tour the Library (SD/MI)
14.00 - 16.00 Putar film “Freedom Writers” dan lomba resensi film

Jumat, 6 Juni 2008
Tema Hari 2 - Dari Pendidikan Ke INDONESIA PINTAR
10.00 – 11.00 Tour the library (SMP/MTs)
13.30 – 15.30 Diskusi buku dan film “Lost in Love”
Pembicara : Rachmania Arunita (Penulis buku sekaligus sutradara film)
16.00 - 17.00 Diskusi "Bagaimana Cara untuk Tidak Menjadi Bangsa yang Rabun Membaca dan Pincang Mengarang"
Pembicara: Taufik Ismail
Moderator: Firman Venayaksa

Sabtu, 7 Juni 2008
Tema Hari 3 - Komunitas Buku untuk INDONESIA CERDAS
10.00 – 12.00 Diskusi buku ”Tembang Cinta dari Pesantren”, dilanjutkan dengan lomba resensi buku
Pembicara : Dodo Widarda (Maxime Book)
Moderator : Aris Suwartono (Konfirmasi)
10.00 - 11.00 Tour the library (Pesantren)
13.00 - 14.00 Diskusi dengan tema ”Membangun Taman Baca”
Pembicara :
- Yessy Gusman (Taman Bacaan Anak Yayasan Bunda Yessy)
- Kiswanti (Warung Baca Lebak Wangi)
- Soimah (Taman Baca Mutiara Ilmu)
Moderator: Ganda Purnama (Perahu Baca)
14.30 - 15.00 Pertunjukan Seni "Bon Odori"
15.00 - 17.00 Putar film “Monalisa Smile” dan lomba resensi film

Minggu, 8 Juni 2008
Tema Hari 4 - Dunia Lisan menjunjung BANGSA
10.00 – 12.00 Diskusi dengan tema ”Bercerita pada Anak-Anak”
Pembicara :
- Komunitas Reading Bugs
- Dewi Hughes
Moderator : Rito Triumbarto
13.00 - 14.00 Tour the library (Komunitas Home Schooling/Sekolah Alam)
12.30 - 14.00 Diskusi "Guiding-Workshop Menjadi Guide"
Pembicara: Komunitas Britzone English Speaking Club
13.00 - 14.00 Pertunjukan Seni Tradisional
14.00 - 16.00 Putar film “Dangerous Mind” dan lomba resensi film
16.00 - 16.30 PENUTUPAN

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (0)

Info Beasiswa

PROGRAM BEASISWA UNGGULAN
PADA PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN
KAJIAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV/AIDS
UNIVERSITAS DIPONEGORO

BEASISWA

Sebagai provider beasiswa unggulan Departemen Pendidikan Nasional,
maka program ini akan menawarkan beberapa model beasiswa pendidikan
sebagai berikut:

1. Full Coverage Scholarship : Seluruh biaya pendidikan didalam
negeri dan biaya hidup didalam dan diluar negeri akan ditanggung oleh
program beasiswa unggulan.
2. Partial Coverage Scholarship : Peserta hanya ditanggung biaya
pendidikannya, tetapi biaya hidup akan dibantu dengan model pinjaman
(student loan) yang harus dikembalikan oleh peserta.
3. Partisipasi Daerah : Seluruh biaya pendidikan dan biaya hidup
didalam negeri untuk 50% peserta yang dikirimkan pemerintah daerah,
akan menjadi tanggungan program beasiswa unggulan, sedangkan
selebihnya ditanggung oleh masing2 pemerintah daerah yang mengirimkan.
(contoh: apabila pemkab A mengirimkan 2 orang peserta, maka 1 orang
peserta akan mendapat beasiswa unggulan, sedangkan 1 orang yang lain
akan menjadi tanggungan pemerintah daerah yang mengirimkan).


Untuk mendapatkan beasiswa tersebut dasar pertimbangan yang digunakan
adalah hasil test calon peserta yang meliputi test Potensial akademik,
TOEFL dan wawancara.

Program beasiswa unggulan tidak mencakup biaya pendaftaran, kegiatan
pra-akademik, residensi dan fasilitas internet Wi-Fi
MEKANISME SELEKSI

Seleksi calon peserta akan dilaksanakan melalui Test Potensial
Akademik, TOEFL dan wawancara. Untuk mendapatkan jenis Beasiswa
Unggulan (terutama jenis 1 & 2) peserta akan diurutkan berdasarkan
urutan perolehan nilai test tersebut.
SYARAT CALON PESERTA

1. Mengisi Form Aplikasi Program Beasiswa Unggulan (download
FORM_PENDAFTARAN BSU.pdf)
2. Mengajukan rencana usulan tesis S2 (dalam bentuk proposal
minimal 5 lembar)
3. Fotokopi Ijazah dan Transkrip Nilai Pendidikan terakhir yang
telah dilegalisir.
4. S-1 bidang ilmu kesehatan, ekonomi atau social
5. IPK minimum 3.0
6. Umur maksimal 40 tahun per 31 Agustus 2008
7. Surat Rekomendasi dari pimpinan Instansi Pemerintah atau Lembaga
tempat calon bekerja.
8. Pas Foto berwarna terbaru ukuran 3x4 ( 5 lembar )
9. Fotokopi sertifikat TOEFL/IELTS/TOEIC dan sertifikat penghargaan
lainnya (Institusional TOEFL Score minimal 450 maksimal 2 tahun sejak
tanggal tes TOEFL).
10. Biaya pendaftaran Rp. 150.000,-

WAKTU SELEKSI

Pendaftaran peserta dimulai tanggal 1 April - 30 Juni 2008

Test/seleksi akan dilaksanakan pada tanggal 4 - 5 Juli 2008

Pengumuman hasil seleksi akan diberitahuan melalui surat dan telepon,
apabila lolos seleksi maka calon harus melalukan registrasi di Program
Studi Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro dengan
melengkapi berkas-berkas yang diperlukan serta membayar biaya
administrasi Rp. 350.000,-

Proses seleksi untuk mendapatkan Beasiswa Unggulan melibatkan unsur
Program Studi Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro dan
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Departemen Pendidikan Nasional.

INFORMASI

PROGRAM MAGISTER PROMOSI KESEHATAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jl. Imam Bardjo, SH. No. 5 Semarang

Telp. (024) 70156539, Fax. (024)8417003

Kontak Personal : Rachmad/Eko

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Users' Comments (1)