Puisi : Bercerita Sekawanan Camar 2

Bercerita Sekawanan Camar
episode 2


Malam berganti
sekawanan camar kembali memecah bayangan matahari
memulai cerita pagi tentang hidup generasi Adam-Hawa
yang selama dimensi waktu menjiarahi peradaban
dengan dongeng cinta, mimpi klasik, harapan
dan memainkannya pada panggung bernama dunia
lewat dialog rangkaian kata sarat makna
keluar melalui rongga diafragma dari tiap hembusan nafas

Sekawanan camar asyik memainkan angin
menangkap butir partikel cerita
dari pemuaian ekosistem pasir putih
di mana riak laut senantiasa mencumbui bibir pasir
dan bercanda bersama anak-anak pesisir
meski habitat mereka mulai kehilangan
ketika tiap jengkal pasir diperdebatkan
dan orang-orang ramai meninabobokkan cemara
dengan syair gergaji mesin bahkan
berani menguji keperkasaan karang dengan peledak

Camar-camar bercerita bergantian satu sama lain
camar besar tak mau kalah dengan camar kecil
si kecil tak mau diremehkan
ia punya cerita tentang air mata
anak pesisir selatan yang terlahir karena nestapa
di mana setelah semalaman melaut Bapaknya tak kembali
lantaran malamnya jadi korban bajak laut
dari utara camar besar membawa kisah tragis
tentang Rama yang tenggelam terseret ombak
dan Shinta hanya melihat lambaian terakhir

Sekawanan camar kembali berputar
memainkan angin bersama matahari yang terus meninggi
dan camar tertua mulai menutup cerita
“Utara – Selatan selalu punya cerita bagi
kita yang mendiaminya dari musim ke musim
sebagai sebuah catatan panjang kehidupan”


Catatan: Kemerdekaan dapat diartikan sebagai sebuah kebebasan. kebebasan mengemukakan pendapat dan berekspresi. begitu juga hal yang diinginkan dalam puisi ini. semua memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapat biar dia kecil maupun besar, karena kebebasan, kemerdekaan milik kita semua.


* Puisi ini menjadi pemenang 2 Lomba Cipta Puisi Online 2004, kategori umum,..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: