Lahir di Palembang, 19 September 1986. Mahasiswa FKIP Universitas Sriwijaya Jurusan Pendidikan MIPA : Program Studi Pendidikan Kimia (2004-sekarang Semester III) Penyair Muda ini mempunyai se gudang prestasi dalam lomba baca puisi dan lomba menulis cerpen, antara lain : Juara I Lomba Baca Puisi Peringatan Hari Besar Islam Tahun 1999 se-Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Juara I Lomba Baca Puisi Peringatan Hardiknas 1999 Tingkat SLTP se-Sumatera Selatan, Pemenang III Lomba Baca Puisi dalam Rangka Festival Sriwijaya XIV tahun 2005, Peringkat I Lomba Menulis Cerpen se-Sumbagsel tahun 2003, Peringkat I Lomba Menulis Cerpen dalam rangka Pekan Raya Mahasiswa III Universitas Sriwijaya tahun 2005 dan lain-lain. Pernah diundang oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta dan tampil membacakan puisi di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, bulan September 2005. Kumpulan Puisi bersama tujuh penyair Sumsel, 17 puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Semangkuk Embun (DKJ,2004), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Medan Puisi (2007).
Episode
Kita bertemu di halte saja
kalau katamu kau rindu
Sapalah aku
lalu kita bersalaman tanpa perlu saling menatap dan berkata
Kemudian berlalulah
seperti angin berlalu
Kalau katamu kau rindu aku lagi
kita bertemu lagi di halte saja
Sapalah
salamilah
tanpa tatap
tanpa kata
kemudian berlalulah
Kumohon
(November 2003)
Foto Wisuda Bapakku
Mengenang Februari 1991
Bapakku diwisuda
untuk dilepas
berebut sesuap nasi
di luar ruang kuliah
agar bisa dibagikan sebutir demi sebutir
bagi ibuku, aku, dan adikku
Bapakku diwisuda
untuk menerima kenyataan
bahwa tak ada yang bisa dibanggakan dengan wisuda
(Februari 2004)
Garisan
Kebahagiaan
adalah penerimaan
atas segala yang telah digariskan
oleh Sang Maha Penggaris
(Maret 2004)
Episode
Kita bertemu di halte saja
kalau katamu kau rindu
Sapalah aku
lalu kita bersalaman tanpa perlu saling menatap dan berkata
Kemudian berlalulah
seperti angin berlalu
Kalau katamu kau rindu aku lagi
kita bertemu lagi di halte saja
Sapalah
salamilah
tanpa tatap
tanpa kata
kemudian berlalulah
Kumohon
(November 2003)
Foto Wisuda Bapakku
Mengenang Februari 1991
Bapakku diwisuda
untuk dilepas
berebut sesuap nasi
di luar ruang kuliah
agar bisa dibagikan sebutir demi sebutir
bagi ibuku, aku, dan adikku
Bapakku diwisuda
untuk menerima kenyataan
bahwa tak ada yang bisa dibanggakan dengan wisuda
(Februari 2004)
Garisan
Kebahagiaan
adalah penerimaan
atas segala yang telah digariskan
oleh Sang Maha Penggaris
(Maret 2004)
0 komentar:
Posting Komentar