Tolong Ceritakan Padaku (lagi)
: unt. Dimas Arika Mihardja
tolong ceritakan padaku (lagi),
kisah tak lelahnya batanghari
menemani remahremah kata dari
tiap sajakmu yang menjejak seusia hidupku
atau kisah tongkang dipinang ayunan gelombang
sebelum kandas oleh putar musim berulang
tak ayal 'ku pun dipaksa berderet antara mesin bermotor
dan orangorang beraroma minyak
tolong ceritakan padaku (lagi),
apakah sungai masih memanen riak sajak
setelah kau dan aku menikmati elok tubuhnya
diamdiam aku terlelap (bermohon)
putri berselendang panjang menjemput (nanti)
di dermaga muaro jambi
tolong ceritakan padaku (lagi),
tentang rakitrakit menjelma rumah
dimana para perempuan setelah telanjang hadir
ditiap pesta bulan di hulu sungai itu
atau kisah bujang kulup bermain gemercik
mimpimimpi setelah dongeng bumi tanah pilih ditutur
- nah, bertumpuk sudah semua,
jadi tolong ceritakan padaku (lagi) -
Grand Hotel (TSI Jambi), 11 Juli 2008
Sebelum Matahari Terbit
: unt. jiwa yang me-rela
tumbuh di tiap jengkal tanah dan gemercik
berintegral dengan peluh
hadir mematri
mencitra kisah ladang hingga binar kota
nanti pada suatu ketika wewangian turun
untuk tiap jiwa yang me-rela- itu
TSI Jambi, 10 Juli 2008
Di Pagi Minggu,
Tiga Puluh Menit Sebelum Take Off
: unt. Alifia Narasita Sibly
jika aku kembali bukan karena cinta,
pasti ada dari organ ini tak rela biarkan
kau sendiri meratapi ringkik batang hari
dengan mata terbuka mencari hulu
dan menelusuri jauh hingga hilir sungai
– (lagi) kau senyap menatap
jika aku kembali bukan untuk cinta,
tetap ingin kupastikan
kau tak mengulang kisah pelarian kemarin
diantara peluh sore dan aroma bensin
kutemukan cemas meradang di wajah
– (lagi) kau senyap memandang
jika aku kembali,
kembali 'ku tidak juga demi cinta
tetapi dongeng yang pernah kau rentas
dari mimpi sepotong malam
di kaki gunung dataran tanah jawa
lebih merangsangku mengobrak abrik
wacana kegelisahanmu
“kau dan aku terlahir dari proses panjang
bernama persetubuhan, tapi (tetap) beda dan
se-beda-nya tak ada alasan diam
menunggu dijemput kisah”
jika aku kembali,
adalah cinta bukan jawaban
serupa pagi kehilangan embun
lantaran tak ada rekam jejak malam (berdua)
“disini setumpuk nanas goreng
kita kunyah pada bibir (sama)”
BU. Sultan Thaha, 13 Juli 2008
0 komentar:
Posting Komentar